Perkembangan industri farmasi secara khusus dan dunia industri secara umum memaksa industri untuk menerapkan kaidah – kaidah efisensi produksi. Produk – produk farmasi tidak lagi selalu produk yang bersifat mass production tetapi banyak yang kemudian mengalami kustomisasi menjadi produk yang lebih personal. Banyak perusahaan sekarang mempertimbangkan untuk beralih dari produksi massal ke kustomisasi massal.
Kustomisasi massal adalah strategi untuk menawarkan produk dan jasa sesuai dengan keingingan individu dalam skala besar mengatakan bahwa kustomisasi akan memberikan pelayanan yang lebih relevan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli dan membedakan penawaran dari pesaing, sehingga akan meningkatkan nilai penawaran.
Karena berbagai permintaan konsumen maka produk krim mengalami kustomisasi kemasan pada bagian pengemasan primer dan sekunder untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini mengakibatkan adanya proses change over dan perubahan penomoran lot selama proses produksi berlangsung yang menyebabkan perlunya perbaikan waktu set up dan change over yang efektif.
Proses SMED atau adalah kunci dalam mengurangi besar volume lot dan akan mengurangi besar volume lot yang akhirnya akan meningkatkan flow proses produksi Banyak problem yang terjadi di lantai produksi seperti tingginya reject proses (44 %), tingginya over time (26 %), output proses di bawah standar (15%). Perbaikan mesin yang tidak direncanakan (12 %), lain-lain (3 %). Ada tiga alasan utama untuk pengurangan waktu set up.
Flexibilty, Untuk dapat merespon dengan cepat terhadap perubahan permintaan pasar, fasilitas produksi harus bisa menghasilkan produk dengan variasi pada ukuran atau jenis dengan cara yang
Bottleneck Capacity, mengurangi waktu set up meningkatkan kapasitas yang tersedia dan dapat di lihat sebagai cara alternatif bila dibandingkan dengan membeli peralatan baru.
Reduce Cost, terutama pada proses keterlambatan dan biaya produksi yang langsung berhubungan dengan kinerja mesin.
Diharapkan dengan penerapan SMED waktu set up dan change over dari proses kemas primer pada mesin filling krim dapat menjadi lebih cepat. Dalam penelitian ini istilah waktu set up dan change over dibedakan untuk mengidentifikasi waktu penggunaanya secara mudah dimana istilah set up digunakan untuk proses set up pada saat awal proses sedangkan change over dilakukan ditengah proses produksi berlangsung.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan waktu set up dan change over yang lebih baik dengan metoda SMED (Single Minute Exhchange Dies). Proses set up adalah proses persiapan mesin dimana didalamnya ada proses pemasangan change part yang sesuai dan proses setting hingga menghasilkan produk yang sesuai standar. Menurut (Marchwinski & Shook, 2003) waktu setup adalah suatu proses perubahandari suatu produk ke produk lainya pada suatu mesin atau deretan mesin yang berhubungan dengan merubah suku cadang, cetakan atau fungsi lainnnya. Waktu change over di hitung dari waktu produk yang baik di hasilkan hingga produk baru yang dihasilkan dari suatu mesin setelah proses change over.
Kata Single Minute dalam singkatan SMED tidak berarti merubah waktu setup hanya satu menit akan tetapi menjadikanya digit tunggal sehingga diartikan bahwa setup harus diusahakan dibawah 10 menit. Waktu set up pada kasus ini mengambil bagian cukup besar dari total waktu penyelesaian proses pengemasan primer bulk krim. Dampak dari lamanya dari waktu set up ini berupa menimbulkan bahaya kerusakan bulk krim akibat terlalu lama terpapar panas dalam hopper selama proses pengemasan primer .
Untuk melihat bagaimana keadaan diruang produksi dan bagaimana cara melakukan perbaikan diperlukan suatu pendekatan sistematis yang diperlukan. Lean manufacture merupakan suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan (waste) melalui aktivitas perbaikan secara terus menerus. Penelitian-penelitian mengenai cara memperbaiki waktu set up dan mengurangi waktu menunggu telah banyak diterapkan, antara lain dengan menggunakan metode SMED dan Standardization Work. Dalam penerapan lean manufacturing metoda ini tidak hanya akan berdiri sendiri tetapi berjalan sinergi dengan metode-metode lain dalam lean manufacturing lain.
Tahapan yang dilakukan untuk menerapkan SMED adalah dikutip oleh Suhardi & Satwikaningrum dan Mulyana & Hasibuan:
Langkah pendahuluan
Melakukan beberapa pendekaan untuk menyatakan kondisi nyata dari sistem produksi yang ada, yaitu dengan cara :
Melakukan wawancara dengan pekerja, umtuk mengetahui tahapan proses set up
Mendokumentasikan proses kerja yang dilakukan oleh operator mesin
Tidak membedakan antara internal dan eksternal set up
Menganalisis proses set up menggunakan stopwatch dan proses
Langkah pertama
Memisahkan internal set up dan eksternal set up. Internal set up merupakan proses set up pada saat mesin berhenti beroperasi, sedangkan eksternal set up merupakan proses set up saat mesin sedang dalam proses beroperasi. Gunakan checklist untuk semua komponen dari setiap langkah dalam proses
Langkah kedua
Mengubah internal set up menjadi eksternal set Cara mengubah internal set up menjadi eksternal set up sebagai berikut:
Lakukan langkah pemeriksaan kembali pada setiap operasi untuk melihat apakah ada langkah yang salah sehingga diasumsikan sebagai internal set up.
Temukan cara untuk mengubah langkah tersebut menjadi eksternal set
Langkah ketiga
Merampingan semua aspek proses, dengan cara melakukan perbaikan internal set up dengan cara perbaikan berkelanjutan dengan tujuan untuk meminimalkan waktu set up internal sehingga waktu berhenti mesin dapat dikurangi.
Proses produksi dilakukan melalui 2 tahap yaitu: proses pembuatan bulk krim dan proses pengemasan. Setelah proses pembuatan bulk krim, bulk krim disimpan dalam WIP dan menunggu proses analisa Quality Control Departement. Setelah mendapatkan status release produk maka bulk disiapkan untuk proses pengemasan. Proses pengemasan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Pengemasan primer yang dilakukan di ruang kelas E (ruang produksi) dimana bulk dimasukkan ke dalam tube alumunium dengan ukuran 5 gram, 10 gram, dan 15 gram tergantung kebutuhan konsumen. Pengemasan primer dilakukan dengan mesin filling krim. Proses pengemasan primer ini yang akan dilakukan optimasi waktu set up melalui metode SMED.
Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas F (ruang pengemasan) dimana tube alumunium yang telah berisi krim dimasukkan ke dalam box karton dan dikemas untuk didistribusikan ke Pengemasan sekunder dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia.
Kegiatan Set Up sebelum penerapan metode SMED
Pada proses pengemasan primer bulk krim yang telah siap dilakukan proses pengemasan primer dimasukkan ke dalam hopper dan kemudian kemasan primer berupa tube 5 gram, 10 gram atau 15 gram diletakkan secara manual menggunakan tangan ke dalam tube holder yang berada pada rotary pan untuk kemudian tube alumunium diisi bulk krim oleh dosing pump hingga seluruh bulk krim di dalam hopper bulk habis. Berikut kegiatan set up sebelum penerapan SMED di mesin filling krim sebelum dilakukan penyederhanaan dari kegiatan internal set up menjadi external set up proses. Kegiatan tersebut secara garis besar adalah:
Persiapan proses. Proses ini mencakup dokumentasi produk, label release produk, dokumentasi mesin ruang dan operator
Set up tube holder, mencopot tube holder, kemudian memasang kembali dies dengan ukuran yang
Set up filling rig adalah bagian mesin yang melakukan proses sealing mekanik (mekanisme cramping) pada tube alumunium setelah bulk krim di masukkan ke dalam tube alumunium oleh dosing
Set up dosing pump melakukan proses pengisian bulk ke dalam tube alumunium sesuai dengan ukuran bobot yang diinginkan.
Apa itu Down time? Apabila mesin rusak dan harus dilakukan tindakan pemeliharaan. Maka waktu mesin itu diperbaiki itulah disebut down time. Misal mesin mengalami breakdown, dan produksi berhenti. Maka Harus. Selengkapnya
“Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan Hubungi kami di Wa 08126067928 Info Lainnya : Klik Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan Layanan Change Parts Mesin Farmasi Murah Bengkel. Selengkapnya
“Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan
Info : Klik Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan
Metode Smed Pada Mesin Filling Krim
Perkembangan industri farmasi secara khusus dan dunia industri secara umum memaksa industri untuk menerapkan kaidah – kaidah efisensi produksi. Produk – produk farmasi tidak lagi selalu produk yang bersifat mass production tetapi banyak yang kemudian mengalami kustomisasi menjadi produk yang lebih personal. Banyak perusahaan sekarang mempertimbangkan untuk beralih dari produksi massal ke kustomisasi massal.
Kustomisasi massal adalah strategi untuk menawarkan produk dan jasa sesuai dengan keingingan individu dalam skala besar mengatakan bahwa kustomisasi akan memberikan pelayanan yang lebih relevan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli dan membedakan penawaran dari pesaing, sehingga akan meningkatkan nilai penawaran.
Karena berbagai permintaan konsumen maka produk krim mengalami kustomisasi kemasan pada bagian pengemasan primer dan sekunder untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini mengakibatkan adanya proses change over dan perubahan penomoran lot selama proses produksi berlangsung yang menyebabkan perlunya perbaikan waktu set up dan change over yang efektif.
Proses SMED atau adalah kunci dalam mengurangi besar volume lot dan akan mengurangi besar volume lot yang akhirnya akan meningkatkan flow proses produksi Banyak problem yang terjadi di lantai produksi seperti tingginya reject proses (44 %), tingginya over time (26 %), output proses di bawah standar (15%). Perbaikan mesin yang tidak direncanakan (12 %), lain-lain (3 %). Ada tiga alasan utama untuk pengurangan waktu set up.
Diharapkan dengan penerapan SMED waktu set up dan change over dari proses kemas primer pada mesin filling krim dapat menjadi lebih cepat. Dalam penelitian ini istilah waktu set up dan change over dibedakan untuk mengidentifikasi waktu penggunaanya secara mudah dimana istilah set up digunakan untuk proses set up pada saat awal proses sedangkan change over dilakukan ditengah proses produksi berlangsung.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan waktu set up dan change over yang lebih baik dengan metoda SMED (Single Minute Exhchange Dies). Proses set up adalah proses persiapan mesin dimana didalamnya ada proses pemasangan change part yang sesuai dan proses setting hingga menghasilkan produk yang sesuai standar. Menurut (Marchwinski & Shook, 2003) waktu setup adalah suatu proses perubahandari suatu produk ke produk lainya pada suatu mesin atau deretan mesin yang berhubungan dengan merubah suku cadang, cetakan atau fungsi lainnnya. Waktu change over di hitung dari waktu produk yang baik di hasilkan hingga produk baru yang dihasilkan dari suatu mesin setelah proses change over.
Kata Single Minute dalam singkatan SMED tidak berarti merubah waktu setup hanya satu menit akan tetapi menjadikanya digit tunggal sehingga diartikan bahwa setup harus diusahakan dibawah 10 menit. Waktu set up pada kasus ini mengambil bagian cukup besar dari total waktu penyelesaian proses pengemasan primer bulk krim. Dampak dari lamanya dari waktu set up ini berupa menimbulkan bahaya kerusakan bulk krim akibat terlalu lama terpapar panas dalam hopper selama proses pengemasan primer .
Untuk melihat bagaimana keadaan diruang produksi dan bagaimana cara melakukan perbaikan diperlukan suatu pendekatan sistematis yang diperlukan. Lean manufacture merupakan suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan (waste) melalui aktivitas perbaikan secara terus menerus. Penelitian-penelitian mengenai cara memperbaiki waktu set up dan mengurangi waktu menunggu telah banyak diterapkan, antara lain dengan menggunakan metode SMED dan Standardization Work. Dalam penerapan lean manufacturing metoda ini tidak hanya akan berdiri sendiri tetapi berjalan sinergi dengan metode-metode lain dalam lean manufacturing lain.
Tahapan yang dilakukan untuk menerapkan SMED adalah dikutip oleh Suhardi & Satwikaningrum dan Mulyana & Hasibuan:
Metode
Proses Produksi krim
Proses produksi dilakukan melalui 2 tahap yaitu: proses pembuatan bulk krim dan proses pengemasan. Setelah proses pembuatan bulk krim, bulk krim disimpan dalam WIP dan menunggu proses analisa Quality Control Departement. Setelah mendapatkan status release produk maka bulk disiapkan untuk proses pengemasan. Proses pengemasan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Pengemasan primer yang dilakukan di ruang kelas E (ruang produksi) dimana bulk dimasukkan ke dalam tube alumunium dengan ukuran 5 gram, 10 gram, dan 15 gram tergantung kebutuhan konsumen. Pengemasan primer dilakukan dengan mesin filling krim. Proses pengemasan primer ini yang akan dilakukan optimasi waktu set up melalui metode SMED.
Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas F (ruang pengemasan) dimana tube alumunium yang telah berisi krim dimasukkan ke dalam box karton dan dikemas untuk didistribusikan ke Pengemasan sekunder dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia.
Kegiatan Set Up sebelum penerapan metode SMED
Pada proses pengemasan primer bulk krim yang telah siap dilakukan proses pengemasan primer dimasukkan ke dalam hopper dan kemudian kemasan primer berupa tube 5 gram, 10 gram atau 15 gram diletakkan secara manual menggunakan tangan ke dalam tube holder yang berada pada rotary pan untuk kemudian tube alumunium diisi bulk krim oleh dosing pump hingga seluruh bulk krim di dalam hopper bulk habis. Berikut kegiatan set up sebelum penerapan SMED di mesin filling krim sebelum dilakukan penyederhanaan dari kegiatan internal set up menjadi external set up proses. Kegiatan tersebut secara garis besar adalah:
Hubungi kami di Wa 08126067928
Info Lainnya : Klik Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan
“
Apa itu Down time?
Apa itu Down time? Apabila mesin rusak dan harus dilakukan tindakan pemeliharaan. Maka waktu mesin itu diperbaiki itulah disebut down time. Misal mesin mengalami breakdown, dan produksi berhenti. Maka Harus. Selengkapnya
Continue Reading
Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan
“Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan Hubungi kami di Wa 08126067928 Info Lainnya : Klik Jasa Change Parts Mesin Farmasi di Medan Layanan Change Parts Mesin Farmasi Murah Bengkel. Selengkapnya
Continue Reading