Info : Klik 6 Hal Sebelum Menyewa Jasa Kontraktor Rumah di Medan

https://cutt.us/2zMjJ

Pekerjaan Arsitektur (Finishing)

Pekerjaan arsitektur yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pekerjaan arsitektur / finishing dalam konteks proyek konstruks, yang merupakan pekerjaan – pekerjaan yang bersifat non struktural. Namun dalam hal bobot biaya, dapat menjadi yang terbesar, terutama untuk fungsi-fungsi bangunan komersial, seperti: hotel, apartemen, mall, dan sebagainya. Bobot biaya dapat melonjak, apabila sebagian besar material yang digunakan merupakan material import. Hal ini menyebabkan terkadang pekerjaan arsitektur menempati jalur kritis (critical path) pada project schedulling.

Karakteristik Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan arsitektur memiliki beberapa karakteristik – karakteristik yang antara lain sebagai berikut:

  • Umumnya memiliki bobot biaya yang tertinggi khususnya pada bangunan – bangunan komersial, seperti, hotel, mall, dan Hal ini dapat disebabkan karena harga material – materialnya yang cukup mahal
  • Sering adanya anggapan bahwa pekerjaan arsitektur maupun interior dapat menutupi kekurangan pekerjaan struktur, walaupun hal ini sudah tentu tidak benar
  • Dalam pelaksanaannya didominasi oleh pekerjaan tangan dan tidak jarang membutuhkan skill tertentu dalam pelaksanaannya
  • Umumnya pekerjaan – pekerjaan ini sebagaian besar berlangsung didalam bangunan atau dapat dikatakan dilaksanakan setelah pekerjaan struktur hampir atau sudah terbangun
  • Pekerjaa arsitektur memiliki logika ketergantungan yang cukup erat dengan pekerjaan MEP termaksud utilitas, seperti: lift, escalator, shaft, dan sebagainya sehingga sering terjadi fast track dalam pelaksanaanya

Ruang Lingkup Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan arsitektur memiliki ruang lingkup pekerjaan, yang meliputi:

  1. Pekerjaan kulit luar / facade
  2. Pekerjaan pasangan dinding / partisi
  3. Pekerjaan pintu dan jendela
  4. Pekerjaan lantai
  5. Pekerjaan plafond
  6. Pekerjaan khusus lainnya

Masing – masing pekerjaan tersebut diatas masih dapat di break down lebih rinci lagi atas beberapa pekerjaan seperti: pekerjaan pasangan dinding dapat dirinci lagi menjadi pasangan dinding celcon dan gypsum dan seterusnya.

Tinjauan Tentang Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu proses kegiatan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi yaitu fisik bangunan. Dalam hal ini tentunya ada tujuan yang ingin dicapai namun terdapat keterbatasan sumber daya.

Secara fisik proyek konstruksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Konstruksi Pemukiman

Pemukiman atau perumahan, seperti: rumah, vila, apartemen, dan lain – lain.

Konstruksi Gedung

Bangunan gedung kantor, sekoloh, universitas, rumah sakit, rumah ibadah, stadium olah raga, dan sebagainya.

Konstruksi Rekayasa Berat (Heavy Engineering Construction)

Secara umum dibagi atas tiga kelompok, yaitu: konstruksi jalan raya & lapangan terbang, konstruksi berat & konstruksi utilitas.

Konstruksi Industri

Termaksuk dalam kelompok ini pabrik / manufaktur.

Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa pihak yang merupakan pelaku konstruksi, yang dikelompokkan secara garis besar sebagai berikut:

  • Kelompok pemilik, terdiri dari: owner, konsultan, manajemen konstruksi
  • Kelompok pelaksana, terdiri dari: kontraktor
  • Kelompok pekerja, terdiri dari: subkon, suppliers, mandor, tukang, dan sebagainya

Seperti layaknya sebuah proyek, maka proyek konstruksi juga memiliki beberapa karakter  – karakter yang, antara lain adalah:

  • Unik, karena tidak ada satu proyek pun yang sama identik
  • Ketergantungan terhadap kondisi cuaca/iklim
  • Melibatkan banyak pihak & kepentingan, sehingga rawan konflik
  • Ketergantungan dengan industry-industri lain (tangent industry), seperti: industry semen, besi,
  • Sebagian besar   pekerjaan   menggunakan   tenaga    manusia,   sehingga memerlukan keahlian khusus serta rawan kecelakaan
  • Dibatasi oleh sumber daya termaksud waktu
Baca Juga :  Kelebihan Pipa Galvanis 

Adapun sumber daya yang dimaksud dalam proyek konstruksi sangat besar jumlahnya, namun dapat dikelompokkan atas beberapa kelompok, yaitu terdiri dari:

  • Man ( Manusia )
  • Material
  • Cost ( Biaya )
  • Equipment (Peralatan)
  • Time

Setiap sumber – sumber daya diatas dikelola dalam sebuah project planning, sehingga tercapainya tujuan proyek, yaitu bangunan dapat diselesaikan sesuai dengan mutu, biaya dan waktu yang direncanakan. Keterbatasan sumber daya termaksud waktu, menjadikan proyek konstruksi khususnya gedung bertingkat tinggi menjadi kompleks. Perencanaan secara terintegrasi atas semua faktor-faktor yang terkait, menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar.

Sebuah proyek konstruksi, pastinya diawali oleh beberapa tahap yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima tahapan, yaitu:

  1. Konsep & Studi Kelayakan
  2. Perencanaan
  3. Pengadaan
  4. Konstruksi
  5. Pengoperasiaan, Pemeliharaan & Pemulihan Modal

Sebuah proyek konstruksi diawali dengan konsep dan studi kelayakan. Kemudian dilanjutkan ke tahap disain, yang mana perancang / arsitek sangat berperan didalamya. Selanjutnya sebelum memasuki tahap pelaksanaan / konstruksi perlu dilakukan sebuah tahapan, yaitu: pengadaan / procurement , dalam hal ini pihak pelaksana / kontraktor sangat berperan dalam mempersiapkan semua kebutuhan proyek. Setelah selesai tahap konstruksi, bangunan masih dalam masa pemeliharaan yang disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu kontraktor dan pemilik ( ownner, CM). Bagi owner sendiri, tahap ini juga merupakan tahap pemulihan modal, serta tahap beroperasinya bangunan.

Skema hirarki proyek gedung, bahwa sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai, diawali dengan pekerjaan persiapan ( Preliminary work) kemudian diikuti dengan pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur bawah (seperti: pekerjaan dewatering, dinding basement,dan sebagainya), pekerjaan struktur atas ( seperti: core wall, shear wall, kolom, balok, plat,dan sebagainya ), pekerjaan arsitektur / finishing (seperti: façade, lantai dinding / partisi, pintu dan jendela, plafond dan pekerjaan lainnya ), serta pekerjaan Mechanical / Eletrical ( Electricity, AC, Lift, dan sebagainya).

Hirarki tersebut sangat dipengaruhi oleh metode konstruksi yang digunakan sekaligus sistem struktur yang akan direncanakan. Seperti apakah apakah sturktur yang digunakan baja atau beton bertulang atau komposit, apakah metode yang digunakan cast in placed, precast, atau gabungan keduanya, dan sebagainya.

Pekerjaan Arsitektur / Finishing Dalam Proyek Konstruksi

Bidang konstruksi merupakan sebuah industri yang menghasilkan sebuah produk fisik dalam hal ini bangunan. Dalam proses ini terjadi keterkaitan dan ketergantungan antar pekerjaan didalamnya. Pekerjaan arsitektur, yang seringkali disebut sebagai pekerjaan finishing, merupakan bagian dari pekerjaan yang berlangsung pada proses produksi di proyek konstruksi. Terutama untuk proyek – proyek yang bersifat komersial, seperti: hotel, apartemen, mall dan sebagainya, maka pekerjaan arsitektur dapat dikatakan memegang peranan yang cukup penting karena karakteristik dari fungsi bangunan-nya sendiri yang sangat menonjolkan sisi arsitekturnya tetapi tetap menjaga kualitas strukturnya,

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pekerjaan arsitektur dalam sebuah proyek konstruksi, umumnya merupakan pekerjaan – pekerjaan yang bersifat non struktural. Namun dalam pelaksanaannya dapat memakan waktu yang cukup panjang serta bobot biaya yang terbesar, terutama untuk fungsi – fungsi bangunan komersial, yang sangat menonjolkan kenyamanan dan kemewahan interior-nya, seperti: hotel, apartemen, mall, dan sebagainya.

Pekerjaan arsitektur / finishing pada gedung bertingkat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Pekerjaan kulit luar
  2. Pekerjaan lantai
  3. Pekerjaan plafond
  4. Pekerjaan pasangan dinding dalam / partisi
  5. Pekerjaan pintu & jendela
  6. Pekerjaan khusus lainnya
Baca Juga :  Estimasi Biaya Konstruksi Bangunan

Setiap item-item pekerjaan diatas, terbagi lagi menjadi sub-sub pekerjaan, yang mana jenisnya, antara lain tergantung dari desain arsitektur, metode konstruksi maupun spesifikasi yang digunakan.

Sistematika pelaksanaan pekerjaan arsitektur / finishing dapat digambarkan pada skema yang ada pada gambar 3, dimana terlihat bahwa pada pekerjaan arsitektur, juga perlu dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan dan pengawasan yang ketat, karena perlu dimengerti bahwa pekerjaan ini bukan merupakan penutup kekurangan dari pekerjaan struktur sebelumnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kualitas pekerjaan struktur berpengaruh terhadap pekerjaan arsitektur.

Secara hirarki, pekerjaan arsitektur dikerjakan setelah tahapan pekerjaan struktur selesai, namun dalam pelaksanaannya di lapangan, dapat dikerjakan secara fast track, serta seringkali terdapat beberapa item pekerjaan arsitektur yang dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan MEP, seperti pada pekerjaan plafond, dinding pengisi, partisi, lantai, dan lain – lain.

Pekerjaan arsitektur dalam pelaksanaannya mengacu pada gambar kerja arsitektur yang dibuat oleh konsultan arsitek. Dalam pengerjaannya tidak jarang terjadi perubahan – perubahan dengan berbagai alasan. Karenanya dibutuhkan kerjasama antara kontraktor dan perancang / arsitek dalam pelaksanaannya.

Pekerjaan Kulit Luar / Façade

Pekerjaan façade, umumnya dilaksanakan pada saat struktur sudah selesai atau hampir selesai. Pada bangunan gedung bertingkat pekerjaan façade tidak termaksud pekerjaan struktur, karena tidak dianggap berfungsi struktural / memikul beban. Pekerjaan façade seringkali disertai ornamennya (Lihat gambar 10.), seperti: list, canopy, janggutan, dan sebagainya.

Material yang diaplikasikan pada façade bangunan, dapat bervariasi sejalan dengan kemajuan teknologi, seperti: alumunium, kaca, acrylic, precast, batu alam, dan sebagainya ( Lihat gambar 4 s/d. 8). Pelaksanaannya dapat menggunakan metode konvensional dan pabrikasi. Metode konvensional, seperti pada dinding pengisi dari pasangan bata atau celcon. Untuk metode pabrikasi, umumnya digunakan pada material alumunium, kaca, dinding precast dan sebagainya.

Façade dinding precast, termaksud kategori pabrikasi, dimana material merupakan material yang telah dibuat di pabrik kemudian di instal di lapangan, sebab itu dibutuhkan tempat penyimpanan material / stockyard di lapangan. Umumnya façade precast tidak dikerjakan langsung oleh kontraktor tapi di subkon-kan, karena membutuhkan keahlian khusus dalam instalasinya. Pada bangunan gedung bertingkat tinggi, penggunaan façade precast lebih menguntungkan dibanding dinding pasangan, jika denah bangunan bersifat repetitive serta merupakan high rise building.

Dalam pelaksanaan pekerjaan arsitektur, pekerjaan kulit luar dikerjakan paling awal, sehingga bidang tertutup bangunan terbentuk juga harus dipikirkan masalah transportasi vertikalnya / alat angkat terutama untuk high rise building. Alat angkat / transportasi vertikal yang sering digunakan dalam pemasangannya, seperti: tower crane (TC), hoist, mobile crane dan sebagainya. Untuk dinding precast pada high rise building, membutuhkan TC dalam pengangkutannya.

Untuk jasa sipil hubungi kami di Wa 08126067928

Info Lainnya : Klik 6 Hal Sebelum Menyewa Jasa Kontraktor Rumah di Medan

Pembentukan Kontrak Konstruksi
Proyek Konstruksi

“Pentingnya Estimasi Biaya Konstruksi Akurat Dan Tepat di Medan Info : Klik Pentingnya Estimasi Biaya Konstruksi Akurat Dan Tepat di Medan Material Konstruksi Material yang digunakan dalam proyek pembangunan Taman Anggrek. Selengkapnya


Continue Reading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *